Profil Desa Pulosaren

Ketahui informasi secara rinci Desa Pulosaren mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pulosaren

Tentang Kami

Profil Desa Pulosaren, Kecamatan Kepil, Wonosobo, desa perkebunan yang makmur dan berdaya. Jelajahi pilar ekonomi utama dari komoditas Cengkeh, Kopi Robusta, serta investasi hutan rakyat kayu Albasia yang menjadi penopang kesejahteraan masyarakat.

  • Pusat Ekonomi Perkebunan

    Perekonomian desa secara dominan ditopang oleh tiga pilar utama dari sektor perkebunan dan kehutanan, yaitu Cengkeh, Kopi Robusta, dan kayu Albasia.

  • Penghasil Cengkeh Berkualitas

    Merupakan salah satu desa andalan penghasil cengkeh di Kecamatan Kepil, di mana komoditas rempah ini menjadi sumber pendapatan utama tahunan bagi sebagian besar petani.

  • Investasi Hutan Rakyat

    Masyarakatnya secara luas menerapkan sistem investasi jangka panjang melalui budidaya hutan rakyat, khususnya kayu Albasia (Sengon), yang berfungsi sebagai aset dan tabungan masa depan.

XM Broker

Berada di ketinggian perbukitan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Pulosaren memancarkan aura ketenangan dan kemakmuran sebuah desa perkebunan sejati. Kehidupan di sini berjalan selaras dengan siklus alamiah tanaman keras yang menjadi urat nadi perekonomiannya. Desa ini merupakan contoh nyata dari sebuah komunitas agraris yang membangun kesejahteraannya di atas tiga pilar kokoh: aroma wangi cengkeh, cita rasa khas kopi robusta dan investasi jangka panjang dari hutan rakyat kayu Albasia.

Geografi dan Tatanan Wilayah Agraris

Desa Pulosaren menempati wilayah seluas 4,22 kilometer persegi pada ketinggian rata-rata 898 meter di atas permukaan laut. Letak geografis ini memberikannya iklim mikro yang ideal—tidak terlalu dingin untuk tanaman dataran tinggi, namun cukup sejuk untuk mendukung pertumbuhan subur tanaman perkebunan. Lanskap desa didominasi oleh perbukitan bergelombang yang telah diubah menjadi lahan-lahan produktif oleh tangan-tangan terampil warganya.Secara administratif, pemerintahan Desa Pulosaren, yang dipimpin oleh Kepala Desa Tuhirman, mengelola 4 dusun, yang terstruktur dalam 4 Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT). Pembagian wilayah ini menjadi kerangka kerja yang efektif untuk implementasi program pembangunan dan pelayanan masyarakat, memastikan setiap sudut desa mendapatkan perhatian yang merata.

Demografi dan Komunitas Petani

Berdasarkan data kependudukan per akhir tahun 2024, Desa Pulosaren dihuni oleh sekitar 4.150 jiwa. Mayoritas mutlak dari penduduk ini ialah petani, yang kehidupannya terikat erat dengan lahan yang mereka kelola. Komunitas Pulosaren merupakan cerminan masyarakat agraris yang memegang teguh nilai-nilai kerja keras, kesabaran, dan gotong royong. Tradisi kerja bakti untuk merawat fasilitas umum seperti jalan dan saluran irigasi masih menjadi pemandangan lazim, menunjukkan kuatnya ikatan sosial di antara warga.

Tiga Pilar Ekonomi Desa Pulosaren

Kekuatan dan ketahanan ekonomi Desa Pulosaren tidak bergantung pada satu komoditas tunggal, melainkan ditopang oleh tiga pilar utama yang saling melengkapi dalam siklus pendapatan masyarakat.Pilar pertama dan yang paling utama ialah Cengkeh. Tanaman rempah ini menjadi sumber pendapatan tahunan yang paling diandalkan oleh para petani. Kebun-kebun cengkeh menghiasi sebagian besar lereng perbukitan di Pulosaren. Saat musim panen tiba, seluruh desa seolah hidup dalam aroma khas bunga cengkeh yang sedang dijemur. Hasil panen cengkeh dari desa ini dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi penopang utama untuk kebutuhan-kebutuhan besar keluarga.Pilar kedua yakni Kopi Robusta. Kopi menjadi komoditas pendamping cengkeh yang memberikan aliran pendapatan tambahan bagi petani. Budidaya kopi relatif lebih mudah dan panennya dapat memberikan pemasukan yang membantu menutupi kebutuhan sehari-hari di luar musim panen cengkeh. Biji kopi dari Pulosaren umumnya dijual kepada para pengepul untuk kemudian diolah lebih lanjut.Pilar ketiga merupakan Hutan Rakyat Kayu Albasia (Sengon). Ini ialah bentuk investasi jangka panjang masyarakat. Pohon Albasia ditanam di batas-batas kebun atau di lahan yang kurang produktif untuk tanaman perkebunan. Dalam siklus 5 hingga 7 tahun, pohon-pohon ini dapat dipanen dan dijual sebagai kayu untuk industri. Bagi masyarakat Pulosaren, Albasia berfungsi sebagai "tabungan pohon" yang hasilnya digunakan untuk membiayai keperluan besar seperti pendidikan tinggi anak, membangun rumah, atau modal usaha di masa depan.

Pembangunan Infrastruktur Penunjang Pertanian

Menyadari vitalnya sektor perkebunan, Pemerintah Desa Pulosaren memprioritaskan penggunaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur yang relevan. Proyek-proyek seperti pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani menjadi fokus utama. Akses jalan yang baik sangat krusial untuk memperlancar pengangkutan pupuk ke kebun dan hasil panen dari kebun ke pusat pengumpulan, sehingga dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi bagi para petani.

Tantangan dan Visi Masa Depan

Sebagai desa perkebunan, tantangan utama yang dihadapi ialah volatilitas harga komoditas global, terutama untuk cengkeh dan kopi. Perubahan iklim yang tidak menentu juga menjadi risiko yang dapat memengaruhi keberhasilan panen. Oleh karena itu, diversifikasi dan peningkatan nilai tambah menjadi kunci untuk masa depan Desa Pulosaren.Visi pengembangan ke depan dapat diarahkan pada penguatan sektor pascapanen. Pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) untuk pengolahan sederhana biji kopi, seperti penyangraian (roasting) dan pengemasan, dapat meningkatkan nilai jual secara signifikan. Selain itu, eksplorasi produk turunan dari cengkeh juga bisa menjadi alternatif. Dengan fondasi ekonomi yang sudah kokoh dari tiga pilar utamanya, Desa Pulosaren memiliki modal yang kuat untuk terus berkembang menjadi sebuah desa perkebunan yang maju, berdaya saing, dan berkelanjutan.